AI di Tahun 2025: Mendorong Keberlanjutan dan Pertumbuhan di Asia Pasifik

0
29

Oleh Matthew Hardman, Chief Technology Officer, APAC, Hitachi Vantara

 

Makronesia.id – Di tengah pesatnya urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi digital, kawasan Asia Pasifik (APAC) terus memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk menghadapi berbagai tantangan besar. Dari efisiensi energi hingga keamanan siber, AI menjadi katalis utama dalam menciptakan keberlanjutan, keamanan, dan pertumbuhan yang tangguh.

Transformasi Energi dengan Digital Twins
Kebutuhan energi di kawasan APAC terus meningkat, terutama di sektor pusat data. Untuk menjawab tantangan ini, teknologi digital twins berbasis AI hadir sebagai solusi. Model virtual infrastruktur fisik ini membantu mengoptimalkan penggunaan energi dan mensimulasikan peningkatan efisiensi sebelum penerapan. Di Asia Tenggara, pasar pusat data diproyeksikan tumbuh lebih dari 5% per tahun hingga 2029, mencapai USD14,41 miliar. Penerapan digital twins tidak hanya mengurangi konsumsi energi tetapi juga mendorong keberlanjutan secara signifikan.

Revolusi Jaringan Pintar
Di sektor energi, AI telah merevolusi jaringan pintar dengan mengintegrasikan pembelajaran mesin. Teknologi ini memungkinkan pemerintah dan penyedia layanan utilitas untuk mengoptimalkan distribusi energi, memprediksi fluktuasi permintaan, dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dengan lancar.

Hybrid Cloud dan Pengelolaan Data
Arsitektur hybrid cloud kini menjadi pilihan utama perusahaan di APAC. Dengan menggabungkan fleksibilitas cloud publik dan keamanan infrastruktur lokal, perusahaan dapat menjaga kedaulatan data sambil menerapkan aplikasi secara dinamis menggunakan AI dan Kubernetes. Selain itu, solusi penyimpanan berbasis objek menjadi jawaban untuk kebutuhan pengelolaan data berskala besar yang lebih hemat biaya dibandingkan sistem tradisional.

Keamanan Siber yang Lebih Kuat
Dalam lanskap ancaman siber yang terus berkembang, AI memainkan peran penting dalam mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time. Model deteksi anomali membantu perusahaan merespons serangan siber dengan cepat, sementara AI generatif memungkinkan simulasi skenario ancaman untuk memperkuat pertahanan. Dengan regulasi seperti Model AI Governance Framework di Singapura dan undang-undang kedaulatan data di Indonesia, AI juga membantu perusahaan memenuhi kebutuhan kepatuhan dengan lebih efisien.

Meningkatkan Kompetensi UKM dengan AI
Usaha kecil dan menengah (UKM), tulang punggung ekonomi APAC, juga mendapatkan manfaat dari teknologi AI. Mulai dari otomatisasi layanan pelanggan dengan model bahasa kecil (SLM) multibahasa hingga manajemen inventaris berbasis analisis prediktif, UKM kini mampu bersaing secara global dengan memanfaatkan AI.

Masa Depan AI di APAC
Seiring dengan kemajuan teknologi, AI akan terus berkembang, memungkinkan perusahaan di APAC untuk menghadapi tantangan lokal dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. AI bukan sekadar tren, melainkan pendorong utama keberlanjutan, keamanan, dan ketahanan di kawasan ini, memperkuat ekonomi yang siap menghadapi masa depan.

Matthew Hardman adalah Chief Technology Officer untuk Asia Pasifik di Hitachi Vantara. Dengan pengalaman kepemimpinan di Microsoft dan VMware, ia dikenal sebagai pendukung integrasi manusia dan teknologi maju. Di waktu luang, Matthew aktif menulis di LinkedIn dan Medium serta mengasah kemampuannya jatuh dengan anggun dari skateboard.

Sebagai anak perusahaan Hitachi Ltd., Hitachi Vantara memimpin transformasi data global dengan menyediakan solusi penyimpanan data, manajemen cloud, dan keahlian digital. Perusahaan ini membantu menciptakan landasan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Artikulli paraprakAwali Tahun Baru, BRI Finance Dukung Para Bikers dengan Promo Pembiayaan Menarik
Artikulli tjetërBappebti Perbarui Daftar Aset Kripto Legal, Tokocrypto Ambil Langkah Tegas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini